Old school Easter eggs.
Kekuatan ilmu ini mampu
mengelabui pandangan musuh.
Cara menguasainya...?
Suatu ketika, di pinggiran hutan
yang lebat, tatkala Kanjeng Sunan
Kalijaga tengah melakukan
perjalanan syiar Islam, ia dicegat
oleh segerombolan perampok
yang sudah terkenal
kekejamannya. Dengan polos wali
yang juga dikenal sebagai Syech
Malaya ini mengatakan bahwa
dirinya tak memiliki harta yang
layak. Tetapi apa lacur, pemimpin
perampok itu tak mempercayainya.
Bahkan dengan garang ia
memerintahkan anak buahnya
untuk menggeledah.
Mendapat perlakuan yang tidak
senonoh, Sunan Kalijaga hanya
tersenyum. Ia bertekad untuk
memberi pelajaran kepada para
perampok itu agar kembali ke jalan
yang benar. Manakala mereka
mulai mendekat, dengan tenang
Kanjeng Sunan Kalijaga
mengibaskan kain panjang yang
tersampir di pundaknya. Dan apa
yang terjadi, tenaga kibasan itu
ternyata mampu membuat para
perampok porak-poranda.
Melihat kejadian itu, Ki Jaghana,
sang pemimpin perampok menjadi
berang. Ia langsung memasang
kuda-kuda dan bersiap-siap
menyerang Kanjeng Sunan Kalijaga
dengan pedangnya. Dengan
gerakan yang garang, ia mulai
mendekati sasarannya. Sekali ini,
Sunan Kalijaga merapalkan ilmu
Malih Rupa. Begitu usai, mendadak
tubuh Kanjeng Sunan Kalijaga telah
berada tak jauh dari Ki Jaghana.
Ki Jaghana semakin bernafsu.
Dengan teriakan keras ia langsung
menyabetkan pedangnya ke tubuh
Sunan Kalijaga. Aneh, Kanjeng
Sunan Kalijaga tak menghindar. Ia
membiarkan pedang yang
demikian tajam itu menghantam
tubuhnya.
Melihat kejadian itu, sudah barang
tentu membuat para pengikut Ki
Jaghana menjadi berang. Dengan
ganas salah seorang anak buah Ki
Jaghana melabrak. Begitu ia akan
melompat, sebuah tangan yang
halus telah menahan gerakannya.
Tangan Kanjeng Sunan Kalijaga.
Belum sempat ia membuka mulut,
dengan penuh wibawa Kanjeng
Sunan Kalijaga berkata, "Jangan
panik, yang diserang hanyalah
pohon asam. Bukan aku!"
Ketika anak buah Ki Jagahana ini
akan bertanya lebih jauh,
terdengar suara lembut Kanjeng
Sunan Kalijaga menambahkan,
"Jika ingin tahu, pejamkanlah
matamu. Lihatlah dengan mata
batinmu. Maka engkau akan tahu
apa yang terjadi."
Beberapa anak buah Ki Jaghana
pun melakukan apa yang
disarankan oleh Kanjeng Sunan
Kalijaga. Dan apa yang terjadi,
mereka melihat, dengan membabi
buta Ki Jaghana yang merasa
membabatkan pedangnya ke
tubuh Sunan Kalijaga itu ternyata
hanya menetakkan pedangnya ke
batang pohon asam. Karena tubuh
yang ditebas tak juga roboh,
akhirnya Ki Jaghana kehabisan
tenaga. Dan ia menjadi terkejut
bercampur malu, tatkala Kanjeng
Sunan Kalijaga mulai mencabut
ilmunya, ternyata ia hanya menetak
sebatang pohon asam. Akhirnya, Ki
Jaghana menyerah dan
menyatakan taubat serta memeluk
agama Islam yang disebarkan oleh
Kanjeng Sunan Kalijaga.
Itulah kisah kehebatan Ilmu Malih
Rupa. Ilmu-ilmu yang pernah
dimiliki oleh para wali atau para
linuwih pada zamannya itu ...

masih mempelajarinya.
Agar para pembaca tidak
penasaran, di bawah ini saya
sertakan mantra Ilmu Malih Rupa
yang sangat dahsyat itu:
Sang mulyo langgeng,
Urip Dzat sampurno aku,
Hu Allah...." (Baca 3 kali).
Sedangkan persyaratan atau tata
cara untuk mendalami ilmu ini
adalah sebagai berikut:
- Mandi keramas pada tengah hari.
- Melakukan sholat hajat khusus
(dengan permohonan agar bisa
menguasai Ilmu Malih Rupa).
- Puasa ngebleng selama 3 hari 3
malam, yang tiap malamnya
mantra tersebut tadi harus dibaca
sebanyak 99 kali. Bila puasa ini
sudah dijalani maka tiap hari
mantra ini cukup dibaca 3 kali saja.
Demikian kajian ilmu Malih Rupa
yang merupakan warisan Kanjeng
Sunan Kalijaga atau Syech Malaya.
Semoga bermanfaat dan dapat
menambah wawasan para
pembaca tentang keampuhan ilmu
kadigjayaan peninggalan para
leluhur.